Selasa, 05 November 2019

Rekomendasi Pelesiran Singkat, 4 Serangkai nan Eksotis di Kepulauan Seribu

Liputan6.com, Jakarta - Ingin pelesir tapi waktu terbatas, Kepulauan Seribu bisa menjadi alternatif wisata. Ratusan pulau menarik untuk dikunjungi, tetapi empat pulau ini jangan sampai terlewatkan.

Bak empat serangkai saat bicara tentang keempatnya. Saling berkaitan satu sama lain lantaran sejarah yang tersimpan memiliki benang merah. Ada yang bisa menebak nama-namanya?

Jawabannya adalah Pulau Onrust, Cipir, Kelor dan Bidadari. Letaknya berdekatan, bisa dijangkau sekitar 10-15 menit satu dengan lainnya menggunakan kapal nelayan yang banyak disewakan di sana.

Berada di wilayah administratif Kabupaten Kepulauan Seribu, tiga di antara pulau itu diresmikan sebagai museum terbuka dan berada di bawah pengawasan Unit Pengelola Museum Kebaharian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Hanya Pulau Bidadari yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta.

Keempat pulau itu pernah dijadikan basis pertahanan Belanda untuk menahan serbuan dari para pejuang di Nusantara, khususnya dari Kerajaan Banten dan pasukan Fatahillah. Menurut Rosadi, pemandu di Taman Arkeologi Pulau Onrust, Belanda sampai mendirikan empat benteng Martello di keempat pulau itu untuk menahan serangan tersebut.

Namun, dua benteng sudah tak bersisa. Sementara, dua benteng lainnya yang masih berdiri juga sudah tak utuh. Satu berada di dekat tepi pantai Pulau Kelor, sisanya berlokasi agak tersembunyi dikelilingi pohon-pohon tinggi di Pulau Bidadari.

Keberadaan benteng tak hanya menjadi saksi bisu sejarah perjuangan Indonesia melawan Belanda. Benteng itu kini juga jadi spot favorit untuk foto lantaran bentuknya yang unik dengan batu bata merah terekspos. Tak jarang pasangan calon pengantin memanfaatkannya untuk latar prewedding.

2 dari 4 halaman

Asrama Haji yang Terbengkalai

Sementara itu, Pulau Onrust dan Cipir tak hanya menyimpan sejarah sebagai bekas galangan kapal. Kedua pulau itu juga pernah menjadi tempat transit para jemaah calon haji pada era Belanda.

Mereka yang akan berangkat ke Mekah akan dikumpulkan dan diuji kesehatannya di Pulau Onrust. Bangunan bekas klinik dan rumah dokter menjadi saksi bisu dari keberadaan mereka. Begitu pula dengan puing-puing bekas barak yang tersisa.

Perjalanan ke Tanah Suci pada masa 1800an tak mudah. Mereka bisa menghabiskan waktu tiga bulan di kapal untuk sampai di tujuan. Maka itu, para calon haji butuh bekal yang banyak dan kesehatan prima agar bisa berhaji.

Sementara, Pulau Cipir menjadi tempat mendarat para pribumi yang baru tiba dari Tanah Suci. Mereka dikumpulkan di sana dan dikarantina. Bila terbukti sehat, mereka bakal dipindahkan ke Onrust sebelum akhirnya menjejak Batavia.

Sementara, orang yang sakit akan tetap ditahan di Cipir. Menurut Rosadi, bila tak bisa bertahan, jenazah mereka bisa dikubur di Pulau Kelor atau bahkan dibuang ke laut.

"Sementara kalau sembuh tapi enggak bisa bayar, mereka akan jadi pekerja paksa," kata dia.

Nuansa suram dan sendu memang terasa dari puing-puing yang tersisa. Apalagi, dinding bangunan dibiarkan tanpa warna, memperlihatkan semen abu-abu yang kusam.

Di dua pulau ini, swafoto menjadi aktivitas yang paling digemari. Tetapi, Anda juga bisa menghabiskan waktu tidur-tiduran di pinggir pantai sambil menikmati bekal atau es kelapa muda yang dijajakan di sana.

3 dari 4 halaman

Pulang Pergi versus Menginap

Mengunjungi empat pulau ini sebenarnya bisa dilakukan seharian. Tapi, trip ke Bidadari agak tricky lantaran jarang tersedia paket open trip yang mengunjungi empat pulau sekaligus.

Biasanya, paket open trip menawarkan kunjungan ke Pulau Onrust, Cipir, dan Kelor. Anda akan menyeberang menggunakan kapal nelayan dari Muara Kamal atau Muara Angke.

Biayanya relatif terjangkau, berkisar Rp100 ribu hingga Rp250 ribu, tergantung fasilitas yang disediakan. Sementara bila trip pribadi, Anda harus membayar tiket masuk Rp5 ribu per orang per pulau.

Sementara, perjalanan ke Pulau Bidadari bisa dilakoni dengan menyewa jasa penyeberangan dari Dermaga Pantai Marina, Ancol. Biayanya juga lebih mahal, Rp350 ribu untuk mendarat di pulau seluas kurang lebih enam hektare itu dan menghabiskan waktu seharian di sana sebelum kembali ke Ancol.

Bila tertarik untuk menginap, ada akomodasi yang tersedia di Pulau Bidadari. Biayanya mulai dari Rp595 ribu per orang, termasuk tiga kali makan.

Alternatif lainnya, membawa tenda dan kemping di Pulau Kelor. Pulau cantik tak berpenghuni itu bisa diinapi asalkan Anda siap tak bertemu listrik dan kondisi air tawar seadanya. Jangan lupa untuk melapor terlebih dulu.

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/329Fz7W
November 05, 2019 at 07:02AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/329Fz7W
via IFTTT

0 comments

Posting Komentar